Ekstensi ccTLD dan gTLD memiliki karakteristik yang berbeda jika kita berbicara dalam konteks SEO.
Untuk ccTLD, misalnya, Google akan menganggap bahwa setiap website yang menggunakan ekstensi tersebut mungkin akan lebih relevan di negara yang sesuai.
Singkatnya, untuk menargetkan audiens di suatu negara, menggunakan ccTLD akan jadi salah satu faktor yang sangat membantu.
Sementara itu, kelompok ekstensi gTLD sama sekali tidak terikat dengan wilayah tertentu. Ia dapat digunakan untuk menargetkan audiens yang berada di wilayah mana pun.
Kendati begitu, ada beberapa daftar ekstensi ccTLD yang diperlakukan seperti gTLD. Karenanya, sebagian ekstensi tersebut tidak lagi terikat dengan suatu wilayah dan dapat relevan di berbagai wilayah sekaligus.
ccTLD, Ekstensi yang Dilirik Karena Singkat dan Memikat
Kepopuleran .com yang notabene merupakan gTLD memang tidak perlu diragukan lagi. Sebagian besar situs web yang ada di internet pun menggunakannya sebagai alamat utama. Ini membuat branding .com sulit untuk dilampaui.
Perlahan, perkembangan tren memengaruhi kebutuhan nama domain para pengguna di seluruh dunia.
Sebagai contoh, ada .co yang dijadikan alternatif .com oleh banyak pengguna karena dinilai mirip. Bahkan tidak sedikit yang menyukai .co karena hanya memiliki dua huruf. Alasan lainnya adalah karena ketersediaan .com kian menipis.
Selain itu, ada pula tren AI yang beberapa tahun belakangan mulai populer, sehingga banyak orang yang berlomba-lomba mendaftarkan ekstensi domain yang awalnya menjadi identitas bagi Anguilla.
Berdasarkan dua contoh di atas, membuktikan nyatanya ccTLD mulai memiliki tempat khusus di hati para pengguna.
Sampai-sampai, Google bersedia untuk mengubah cara mereka memperlakukan sebagian domain ccTLD ini menjadi layaknya gTLD. Simak daftarnya di bawah ini!
Daftar Ekstensi ccTLD yang ‘Diperlakukan’ Layaknya gTLD
Melansir dari dokumen rilisan Google, terdapat sebanyak 20 ekstensi ccTLD yang diperlakukan seperti gTLD:
- .ad (Andorra)
- .ai (Anguilla)
- .as (Samoa Amerika)
- .bz (Belize)
- .cc (Cocos)
- .cd (Rep. Demokratik Kongo)
- .co (Kolombia)
- .dj (Djibouti)
- .fm (Federasi Mikronesia)
- .io (Kepulauan Chagos)
- .la (Laos)
- .me (Montenegro)
- .ms (Montserrat)
- .nu (Niue)
- .sc (Seychelles)
- .sr (Suriname)
- .su (Uni Soviet)
- .tv (Tuvalu)
- .tk (Tokelau)
- .ws (Samoa Barat)
Dari 20 ekstensi ccTLD di atas, bukan tidak mungkin kalau jumlahnya akan terus bertambah. Lalu, mampukah .id menjadi giliran berikutnya? Menarik untuk dinantikan.
Dengan adanya perubahan ‘perlakuan’ oleh Google terhadap beberapa ekstensi tersebut, tentu ini juga akan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya, angka pendaftar domain dapat jauh lebih meningkat secara internasional, sehingga berkontribusi kepada pendapatan suatu wilayah/negara.
Kita bisa ambil contoh domain .ai, yang terbukti sudah menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi Anguilla. Kami telah membahasnya pada artikel berikut ini.
Di sisi lain, kekurangan yang bakal terjadi yakni potensi penyalahgunaan domain juga bisa bertambah.
Acap kali, ini juga terjadi karena sejumlah ekstensi ditawarkan dengan harga yang terjangkau, dengan tujuan meningkatkan angka pendaftaran semata, tanpa mempertimbangkan dengan matang mengenai dampak yang bisa saja terjadi, dalam hal ini penyalahgunaan yang menyebabkan reputasinya di mata Google memburuk.
Apa Dampaknya Terhadap SEO?
Dengan berlakunya kebijakan Google yang kini memperlakukan sejumlah ekstensi di atas seperti gTLD, jelas ini sangat berpengaruh terhadap SEO.
Jika mulanya ekstensi ccTLD sangat berkaitan dengan suatu wilayah, dan mungkin relevan di suatu wilayah, kata Google, maka tidak dengan 20 domain di atas.
Mereka mendapatkan pengecualian, yang artinya pengguna tidak lagi khawatir ketika ingin menyasar audiens mana pun saat memakai salah satu dari 20 ekstensi di atas.
Kini, Sobat Aksara bisa leluasa menggunakan .ai, .cc, .tv, atau .co dan bersaing pada mesin pencarian secara global.
Selain itu, untuk kebutuhan branding, Anda juga bisa memadukan brand + ekstensi domain supaya terlihat cathy, contohnya stasiun televisi RCTI yang menggunakan .tv, atau perbankan digital Jenius yang memiliki alamat berakhiran .cc sebagai parked domain.
Mana Ekstensi ccTLD Rasa gTLD yang Ingin Anda Coba?
Sobat Aksara sekarang sudah mengetahui beberapa ekstensi domain ccTLD yang diperlakukan seperti gTLD.
Itu artinya, Anda punya lebih banyak alternatif domain yang unik untuk kebutuhan branding. Yang terpenting, domain-domain ini dapat diandalkan ketika bersaing di mesin pencarian ‘melawan’ ekstensi kelompok gTLD lainnya, seperti .com, .net, .org, dan masih banyak lagi.
Namun, ekstensi domain saja belum cukup untuk membantu Anda bersaing secara sehat di mesin pencarian.
Perhatikan faktor lainnya, seperti kualitas konten, kecepatan, keamanan, dan faktor-faktor lain yang membuat website Anda jadi lebih ramah pengguna dan SEO.
Nah, dari 20 ekstensi domain di atas, mana yang jadi pilihan Sobat Aksara untuk membagun branding lewat website? Tulis jawaban Anda di kolom komentar, ya!