Product life cycle adalah konsep yang harus dipahami oleh seorang pemilik dari suatu bisnis, eksekutif perusahaan, professional marketer, hingga departemen R&D (Pengembangan Produk).
Sebab melalui konsep ini, mereka akan mengenal secara lebih baik bagaimana perjalanan hidup dari suatu produk, mulai dari proses pengenalan hingga penurunan popularitas produk di mata konsumen.
Pemahaman tentang siklus hidup produk tentu saja sangat berperan penting dalam menciptakan produk yang berumur panjang.
Product Life Cycle Adalah …
Product life cycle adalah istilah untuk menggambarkan siklus hidup suatu produk, yaitu rentang waktu mulai dari dikenalkannya produk kepada konsumen hingga saat produk tersebut kehilangan popularitasnya dan dihentikan peredarannya di pasaran.
Dalam konsep product life cycle, ada empat tahapan yang pasti dilalui oleh suatu produk yaitu market development (pengembangan pasar), growth (pertumbuhan), maturity (kematangan), dan decline (penurunan).
Nah, pemahaman atas keempat tahapan dalam siklus hidup produk tersebut banyak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengambil berbagai keputusan strategis.
Keputusan strategis tersebut meliputi naik-turunnya harga, intensitas aktivitas periklanan, cakupan pasar yang akan di target, hingga kapan harus mendesain ulang kemasan suatu produk.
Oleh karena itu, sebuah perusahaan yang mampu mengelola secara baik keempat tahapan dalam product life cycle umumnya dapat memaksimalkan perolehan profit.
Kemudian perlu diketahui, konsep brilian ini lahir dari seorang ahli perekonomian Jerman-Amerika bernama Theodore Levitt pada November 1965.
Saat menggodok teori ini, Levitt merupakan seorang profesor di Harvard Business School.
Baca juga: Penjelasan Lengkap dan Contoh Penerapan Marketing Mix
Tahapan dalam Product Life Cycle
Seperti yang sudah disinggung pada bab sebelumnya, konsep product life cycle memiliki empat tahapan hidup yang pasti akan dilalui oleh suatu produk. Berikut penjelasan rincinya:
1. Market Development
Market development atau dikenal juga dengan tahapan introduction adalah tahapan dimana suatu produk pertama kali dikenalkan kepada pasar.
Pada tahapan ini, umumnya penjualan akan berada pada titik yang rendah dan kenaikan jumlahnya terjadi secara perlahan.
Tahapan market development memang merupakan fase yang cukup berat bagi perusahaan dan bisa saja harus dijalani secara berulang.
Pengulangan pada tahap ini terjadi karena perusahaan masih perlu menyempurnakan produk dengan berbagai jenis uji coba.
Uji coba dilakukan untuk mengetahui reaksi konsumen terhadap produk Anda.
Dan uji coba ini baru akan berhenti ketika pasar memberikan reaksi positif terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Dan berapa lama tahapan pertama ini harus dilalui oleh sebuah produk tergantung pada beberapa faktor utama berikut ini:
- waktu kehadiran produk di pasaran,
- kompleksitas produk,
- kebutuhan konsumen,
- dan kehadiran kompetitor.
Untuk menyiasati beratnya tahapan ini, ada beberapa perusahaan yang memilih menunggu kompetitor untuk memulai dan memperkenalkan produk barunya terlebih dahulu kepada konsumen.
Jika tanggapan konsumen positif, maka perusahaan lainnya tinggal mengikuti jejak si pioner dengan menambahkan beberapa inovasi atau USP (Unique Selling Proposition).
Jadi, perusahaan tidak perlu melakukan uji coba pasar yang penuh resiko.
Walau begitu, siasat ini juga tidak menjadikan jaminan penuh bagi produk Anda untuk dapat melewati tahap development dengan mudah.
2. Growth
Ketika berhasil melewati tahapan pertama, Anda akan memasuki tahapan growth alias pertumbuhan.
Pada tahapan kedua ini, permintaan pasar mulai mengalami peningkatan dan cakupan pasar mulai meluas.
Untuk mengenali apakah produk Anda telah memasuki tahapan ini, Anda dapat memperhatikan beberapa ciri berikut:
- produksi semakin banyak,
- harga produk akan berangsur turun,
- produk semakin mudah ditemukan,
- omset penjualan terus mengalami kenaikan,
- kompetitor mulai bermunculan,
- cashflow berubah menjadi positif.
Pada tahapan ini, sangat penting untuk melakukan upaya branding guna menjaga eksistensi produk Anda di mata konsumen.
Jika tidak, pelan tapi pasti, produk Anda akan tertutupi oleh munculnya berbagai kompetitor.
Jika sudah begitu, akan sulit bagi Anda untuk kembali lagi ke permukaan dan mencapai tahapan maturity.
Oh iya, tahapan growth juga dikenal dengan istilah “Takeoff Stage”.
3. Maturity
Maturity merupakan puncak kejayaan suatu produk dalam sebuah product life cycle.
Pada tahapan ini produk mencapai jumlah penjualan yang maksimal dan stabil.
Namun, apabila telah mencapai titik ini, sudah tidak ada kesempatan bagi suatu produk untuk mencapai jumlah penjualan yang lebih tinggi lagi.
Pada titik ini, perusahaan harus melakukan segala upaya untuk mempertahankan kestabilan penjualan dalam jangka waktu yang panjang.
Sehingga, tidak terjadi jumlah penurunan yang signifikan dan mengarahkan suatu produk pada tahapan decline.
Contoh dari produk yang masih bertahan pada tahapan maturity adalah Coca-Cola.
Produk minuman ringan berkarbonasi ini telah hadir di pasaran sejak 27 Maret 1944.
Dengan berbagai strategi promosi yang dilancarkan perusahaan, Coca-Cola mampu bertahan menjadi salah satu minuman ringan berkarbonasi favorit konsumen di lebih dari 200 negara di dunia.
4. Decline
Ketika suatu produk mulai kehilangan daya tarik di mata konsumen dan jumlah penjualan terjun bebas, berarti produk tersebut telah memasuki tahapan decline atau penurunan.
Ketika hal ini terjadi, perusahaan harus bersiap untuk segera mengganti dengan produk yang baru.
Upaya untuk melakukan rebranding dan repackaging dapat dilakukan namun memiliki resiko yang cukup besar bagi perusahaan.
Baca juga: Mengenal Pentingnya User Generated Content bagi Bisnis Anda
Contoh Product Life Cycle
Sobat Aksara pasti sangat familiar dengan merek ponsel legendaris satu ini, NOKIA.
NOKIA sempat merajai seluruh pasar telepon genggam di dunia, walaupun kini sedang berada diujung tanduk kehidupan.
Mari kita kenali lebih jauh siklus hidup NOKIA pada pembahasan berikut:
1. Market Development
NOKIA memasuki tahapan market development pada awal tahun 1981 dengan memperkenalkan produk pertamanya yaitu Nordic Mobile Telephony atau NMT.
Pada tahapan ini, proses branding untuk meningkatkan awareness masyarakat pada produk mulai gencar dilakukan.
Untuk menentukan harga jualnya, NOKIA menerapkan metode low penetration pricing.
Metode tersebut dipilih untuk membangun market share secara cepat sehingga dapat digunakan untuk menutup biaya pengembangan produk.
Walau begitu, NOKIA sempat mengalami krisis pada awal tahun 1990-an.
Akhirnya, krisis ini mampu diatasi oleh CEO baru NOKIA Jorma Ollila dengan cara meluncurkan telepon GSM pertama di dunia, Nokia 1011.
2. Growth
Nokia akhirnya meluncurkan ponsel tanpa antena pada 18 Maret 1999 dengan nama seri Nokia 3210.
Produk tersebut mendapat sambutan yang luar biasa dari konsumen dengan penjualan mencapai lebih dari 160 juta unit telepon genggam.
Maka dapat dikatakan NOKIA berhasil melewati tahapan market development dengan strategi marketing yang diterapkan dan kini memasuki tahapan growth.
Untuk dapat melewati tahapan ini, berikut langkah-langkah strategis yang diambil oleh NOKIA:
- menjaga kualitas produk dan menambah fitur-fitur baru,
- menambah dukungan layanan,
- memperluas distribusi,
- terus melakukan upaya promosi dan branding karena kompetitor mulai mengeluarkan produk telepon genggam mereka (iPhone dan Samsung).
3. Maturity
Tahapan maturity NOKIA dicapai ketika ia meluncurkan berbagai produk terbarunya yang memiliki fitur layar sentuh dan papan ketik QWERTY.
Produk yang mendulang sukses paling banyak adalah Nokia N-97.
Target penjualan sebanyak 500.000 unit pun mampu dicapai dengan pasar yang tersebar di 130 negara.
Pada saat NOKIA berada pada tahapan ini, persaingan dengan merek lain sudah sangat ketat.
Maka, NOKIA terus berusaha meningkatkan fitur produk agar menjadi beda dari produk ponsel lain.
Harga yang ditetapkan pun jadi lebih rendah dengan menawarkan berbagai macam bonus agar dapat bersaing dengan kompetitor
4. Decline
Kemunduran NOKIA dimulai ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan Windows sebagai OS utama ponsel pintar mereka.
Saat itu, NOKIA gagal menangkap preferensi konsumen yang lebih menyukai ponsel Android dengan layar sentuh.
NOKIA tetap mempertahankan desain kokoh yang sudah tidak sesuai dengan selera pasar.
Selain ponsel Android dengan layar sentuh, pada periode tahun 2001 hingga 2012, Blackberry juga mengambil alih sebagian pasar NOKIA.
Dan ketika akhirnya NOKIA mencoba memasuki pasar ponsel pintar berlayar sentuh dengan OS Windows, ponsel Android sudah menguasai ¼ bagian pasar.
Hasilnya, NOKIA gagal menarik perhatian pasar dan mengalami penurunan penjualan yang berkelanjutan.
Penutup
Setelah membaca uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa semua produk, sehebat apapun itu, pasti akan mengalami perputaran siklus hidup.
Contoh nyatanya adalah si raja telepon genggam NOKIA yang pernah berjaya pada masanya dan kini mengalami kebangkrutan.
Untuk itu, product life cycle agar adalah konsep yang sangat penting untuk di pahami oleh setiap pelaku bisnis agar dapat memperkirakan siklus hidup produk yang dimiliki.
Sehingga, mereka dapat segera melakukan inovasi atau menerbitkan produk baru ketika produknya terindikasi memasuki tahap decline.
Nah, salah satu contoh produk yang memiliki siklus hidup menjajikan adalah domain.
Sebab, selama internet masih ada dan dibutuhkan, semua orang pasti membutuhkan domain untuk dapat membuat website mereka.
Untuk itu, Sobat Aksara dapat bergabung menjadi reseller domain di Aksara Data Digital, platform reseller domain dengan pelayanan terbaik dan sistem yang canggih.
Segera bergabung bersama kami dan dapatkan berbagai promo menarik yang kami tawarkan.
Sampai jumpa pada artikel berikutnya!