B2C: Pengertian, Jenis, dan Tips Suksesnya

5 min read

B2C - Pengertian, Jenis, dan Tips Suksesnya

B2C adalah kependekan dari Business to Consumer, sebuah model bisnis yang sebenarnya sangat marak dipraktekan disekitar Sahabat Aksara sekalian.

Model bisnis ini mengacu pada suatu perusahaan yang mempromosikan sendiri barang atau jasa yang diproduksi. 

Tanpa berlama-lama, mari langsung saja simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu B2C?

Apa Itu B2C

B2C adalah perusahaan yang menjual barang maupun jasa yang diproduksi langsung ke konsumen tingkat akhir, tanpa campur tangan perantara lain seperti distributor atau supplier.

Proses pembuatan, promosi, dan penjualan akan dilakukan sendiri oleh perusahaan.

Dan karena target market B2C merupakan konsumen tingkat akhir, maka transaksi yang dilakukan cenderung bersifat impulsive.  

Dimana konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan pun cenderung singkat dan dipengaruhi oleh kondisi personal konsumen.

Karena alasan tersebut, perusahaan B2C umumnya membuat iklan atau promosi yang mampu menggelitik emosi calon konsumen. 

Sehingga terjadilah suatu respon atau suatu reaksi emosi dari calon konsumen. 

Berbeda dengan perusahaan B2B (Business to Business) yang dalam praktik marketingnya lebih lugas dan informatif dalam menyampaikan value dari produk atau jasa mereka.

Tanpa banyak bahasa yang terlalu bersifat persuasif dan hiperbolis.

Dengan begitu perusahaan B2C perlu memperhatikan dengan baik hal apa yang sedang trending, melakukan penelitian terkait kebiasaan target market dalam berbelanja, dan memonitor strategi pemasaran kompetitor.   

Tantangan Dalam B2C Marketing

B2C merupakan salah satu model bisnis yang tetap populer untuk dipraktekan hingga saat ini. 

Apalagi saat sudah memasuki dunia e-commerce. 

Banyak sekali perusahaan yang melantai untuk menyapa konsumen tingkat akhir secara langsung.

Namun, diluar sana masih banyak ancaman yang perlu Anda ketahui agar dapat menentukan langkah terbaik untuk menghadapinya.

Berikut tantangan dalam dunia B2C Marketing yang perlu Anda ketahui beserta cara mengahdapinya.

Tantangan Dalam B2C

1. Ekspektasi Pelanggan yang Tinggi

Tantangan terbesar dalam model bisnis B2C adalah memenuhi harapan target market, yang sifatnya terlalu mengerucut ke arah personal.

Perusahaan perlu memikirkan bagaimana cara memenuhi ekspektasi masing-masing target market terhadap produk atau jasa yang mereka tawarkan. 

Ternyata semua itu tergantung pada Customer Experience atau pengalaman belanja pelanggan.

Walaupun produk tergolong biasa saja, atau tidak menawarkan nilai tambah yang besar, perusahaan dapat menutupi hal tersebut dengan pelayanan yang luar biasa.

Menurut data dari situs Help Scout, sebanyak 9 dari 10 pelanggan bersedia untuk merogoh kantong lebih dalam untuk suatu produk atau jasa yang memberikan pelayanan terbaik. 

Sedangkan 6 dari 10 pelanggan mencoba suatu produk baru untuk mendapatkan pengalaman berbelanja yang lebih baik.

Selain pelayanan yang baik, hal yang perlu diperhatikan adalah cara beriklan. 

Di era digital ini, sangat penting bagi perusahaan B2C untuk membuat iklan yang dapat memikat dan menyentuh hati target market.

Jangan membuat iklan yang hanya akan menimbulkan kesan “mengganggu” seperti iklan yang pop up secara tiba-tiba dengan suara keras.

2. Persaingan Ketat dalam Marketplace dan Sosial Media

Perusahaan dengan model penjualan B2C dapat merambah marketplace dan berbagai sosial media untuk mempromosikan produk atau jasa yang dimiliki.

Namun, kesempatan suatu brand B2C untuk stand out diantara jutaan perusahaan lain yang membanjiri sosial media dan marketplace cukup sulit untuk ditemukan.

Anda perlu membuat konten marketing yang kuat, relevan, dan menyentuh nilai-nilai personal agar menggelitik audiens untuk memperhatikan iklan tersebut.

Kemudian, buatlah konten yang dapat membangun interaksi antar perusahaan dan target market, sehingga tercipta koneksi yang kuat.

Seolah-olah suatu brand secara eksklusif memiliki obrolan menarik dengan target market atau pelanggan setia mereka. 

Lebih lanjut, Anda juga dapat memanfaatkan fitur iklan berbayar untuk menjangkau target market dengan lebih tepat. 

3. Waktu dan SDM yang Terbatas

Bagi kebanyakan B2B, terlebih lagi yang baru memulai, waktu dan SDM merupakan tantangan utama. 

Solusi untuk tantangan ini adalah memanfaatkan metode affiliate marketing, dimana perusahaan akan memberikan komisi terhadap setiap penjualan yang dilakukan oleh affiliate marketers. 

Affiliate marketers akan cenderung membuat konten semenarik mungkin agar orang-orang tertarik membeli barang Anda. 

Tentu saja program ini akan menekan banyak biaya dan waktu untuk promosi.

Selain menjalankan program affiliate marketing, Anda bisa memanfaatkan berbagai software yang secara otomatis akan merumuskan strategi marketing yang tepat.

Hal ini juga berlaku pada pengolahan data pelanggan yang jumlahnya bisa mencapai jutaan orang. 

Perusahaan B2C dapat memanfaatkan berbagai software yang tepat untuk mencatat, menganalisa, dan memanfaatkan data pelanggan yang ada. 

Jenis-Jenis B2C

Jenis-Jenis B2C

Ada setidaknya lima model dagang utama dalam dunia B2C. Temukan penjelasannya pada ulasan di bawah ini:

1. Direct Sellers

Direct sales merupakan tipe paling populer yang dipraktekan oleh korporasi, start up, UMKM, hingga bisnis perorangan.

Tipe penjualan ini bisa dilakukan secara online maupun offline dan tidak sedikit pula yang memadukan keduanya.

Untuk praktek offlinenya, biasanya perusahaan membuka toko, showroom, atau department store. 

Untuk Online Direct Sellers, mereka memanfaatkan berbagai platform seperti website, media sosial, dan marketplace.

Contohnya IKEA, perusahaan furniture yang menjual produknya sendiri di toko dan melalui website ikea.com

2. Online Intermediaries

Online Intermediaries atau perantara online adalah B2C yang tidak memiliki produk atau jasanya secara langsung.

B2C tipe ini biasanya merupakan seseorang yang bergabung sebagai reseller, dropshipper, atau affiliate marketer.

Reseller akan mendapatkan keuntungan dengan menjual kembali produk atau jasa milik perusahaan lain kepada pelanggan tingkat akhir dengan menaikkan harga sesuai yang diinginkan.

Kemudian, dropshipper mendapat keuntungan dengan menaikkan harga sesuai yang diinginkan.

Sedangkan affiliate marketer akan mendapat profit dari komisi sesuai kesepakatan dengan perusahaan atau supplier.

3. Advertising based B2C

B2C tipe ini umumnya memanfaatkan trafik website yang tinggi untuk mengiklankan berbagai barang dan jasa. 

Biasanya mereka akan membuat berbagai konten berkualitas agar situsnya selalu ramai pengunjung. 

Iklan kemudian akan disisipkan pada berbagai konten yang dibuat. 

4. Community-based B2C

Ada berbagai komunitas di platform online yang sering dimanfaatkan oleh tipe Community-based B2C untuk mempromosikan produk atau jasanya. 

Contoh platform yang populer untuk melancarkan Community-based B2C adalah Grup di Facebook dan Kaskus.

5. Fee-based B2C

B2B tipe ini biasanya mengandalkan subscription berbayar agar pelanggan dapat menikmati produk atau jasanya.

Contohnya adalah Netflix, perusahaan layanan streaming yang menyewakan film secara online pada pelanggannya.

Untuk dapat menikmati film yang ada di Netflix, Anda harus melakukan subscription dengan membayarkan sejumlah uang. 

Tips Sukses Menjalankan B2C

Tips Sukses B2C

Bagi Anda yang memiliki bisnis dengan model B2C, kami memiliki beberapa tips dalam mengatur strategi marketing.

1. Membuat Konten Marketing yang Bagus

Menurut Michael Brenner, CEO dari Marketing Insider Group , Lebih dari 80% pengguna smartphone akan melakukan riset sederhana terkait barang atau jasa yang akan mereka beli. 

Maka, membuat konten menarik yang mampu membuktikan bahwa produk Anda memiliki kualitas baik serta dapat menggelitik sisi emosional target market sangat disarankan.

Untuk itu, Anda perlu mempelajari dan memetakan:

  1. siapa target market Anda dengan teknik Personalisation, 
  2. apa yang membuat mereka tertarik, 
  3. apa yang mereka inginkan, 
  4. dan solusi apa yang membuat hidup mereka menjadi lebih mudah.

Jangan sampai upaya promosi Anda sia-sia dan hanya dianggap gangguan oleh target market yang melihatnya.

2. Mengirim Reminder Emails 

Perusahaan B2C dapat mengirimkan reminder emails yang memiliki kesan intimate dan pada waktu yang tepat (seperti momen natal, lebaran, atau valentine) secara berkala – namun tidak berlebihan.

Pesan tersebut dapat menjadi medium yang tepat untuk kembali terhubung ke pelanggan.

Tujuannya adalah untuk membuat brand perusahaan secara berkala muncul di benak pelanggan. 

Hal tersebut dapat membuat pelanggan merasa spesial atau muncul kembali rasa ingin melihat-lihat produk baru karena sudah lama tidak mengunjungi toko Anda. 

3. Membuat Program VIP 

Salah satu cara terbaik lainnya untuk menggaet loyalitas dan meningkatkan intimasi hubungan dengan pelanggan adalah dengan membuat program VIP.

Pelanggan yang menjadi bagian dari VIP – atau program apapun yang membuat mereka berada pada kelas khusus, berbeda dengan pelanggan biasa – dapat menikmati kemewahan, fasilitas, atau potongan harga spesial dari suatu brand.

Ketika pelanggan VIP Anda terkesan dengan berbagai benefit khusus disuguhkan, mereka akan seolah menjadi brand ambassador perusahaan.

Pelanggan VIP akan dengan senang hati menyebarkan pengalamannya saat berbelanja atau menggunakan brand  perusahaan Anda kepada keluarga, teman, hingga kolega bisnisnya.

Lebih lanjut, perusahaan B2C juga bisa membuat aturan, untuk menjadi anggota VIP, pelanggan perlu memenuhi batas minimum belanja. 

Hal ini berarti pelanggan secara tidak langsung didorong untuk membelanjakan lebih banyak uang dengan tujuan mendapatkan treatment dan harga spesial dari perusahaan Anda.

Jika berjalan dengan baik, program VIP tentu dapat membantu menaikan revenue perusahaan.

4. Retargeting 

Retargeting adalah upaya penargetan kembali calon pelanggan potensial. 

Yaitu pelanggan yang pernah menghubungi perusahaan, memasukkan produk Anda ke shopping cart suatu platform marketplace, dan lain sebagainya. 

Retargeting akan membuat pelanggan mengingat barang atau jasa yang pernah menarik perhatian mereka dan mendorong pelanggan untuk menyelesaikan transaksinya.

Kesimpulan

Setelah membaca uraian lengkap di atas, dapat kita simpulkan bahwa B2C adalah konsep bisnis dimana perusahaan langsung menjual produknya kepada masyarakat umum, secara eceran.

Hal yang perlu diperhatikan agar konsep bisnis B2C dapat berjaya adalah promosi dengan teknik Personalisation dan menyuguhkan Customer Experience yang baik.

Untuk Anda yang sedang menjalani bisnis dengan konsep  B2C, semoga sukses selalu!

Kenalan dengan Ekstensi .it.com, Cocok untuk Siapa Saja?

Pesatnya perkembangan di dunia per-domain-an menjadi angin segar bagi para pelaku di bidang ini, seperti domainer, pebisnis online, atau para blogger. Seperti diketahui, dalam...
Jordy Prayoga
2 min read

Mengenal Ekstensi .NET.ID & Alasannya Mengapa Jarang Ditemui

Sebagai pengguna internet, tentu Sobat Aksara tahu bahwa ekstensi domain .ID adalah identitas milik negara Indonesia. Ekstensi tersebut telah banyak digunakan oleh situs-situs yang...
Jordy Prayoga
2 min read

Leave a Reply