DNS merupakan singkatan dari Domain Name System yang diciptakan pada tahun 1983 oleh seorang peneliti bernama Paul Mockapetris.
Sebagai seorang website enthusiast, Anda pasti sudah sangat familiar dengan istilah tersebut.
Tapi sudahkah Anda tahu pengertian dari DNS, apa saja fungsinya, hingga bagaimana cara kerjanya?
Jika belum tahu dan Anda ingin mendalami tentang apa itu DNS, kami menyuguhkan penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini.
Selamat membaca!
Apa Itu DNS?
DNS adalah sebuah sistem yang mengatur traffic dalam internet dengan cara menyambungkan nama domain dengan web server asli.
Cara DNS menyambungkannya adalah dengan mengubah nama domain (yang mudah dipahami dan diingat manusia) menjadi IP Address (yang dapat dipahami oleh komputer untuk mengakses server).
Lebih lanjut, ada yang dinamakan DNS server. DNS server adalah sebuah database yang berfungsi untuk menyimpan alamat-alamat IP yang digunakan oleh host (komputer).
Maka dari itu, DNS server juga kerap disebut sebagai “phonebook of the internet”.
Contohnya ketika Sahabat Aksara ingin menonton tutorial memasak di Youtube. Yang akan Anda tuliskan di address bar browser pasti nama domain youtube.com, bukan?
Nah, ketika Anda mengklik tombol search, DNS akan mengubah nama domain youtube.com menjadi IP Address 142.250.80.14 sehingga instruksi dapat dipahami oleh komputer.
Kemudian, DNS server akan mencari situs yang memiliki IP Address 142.250.80.14.
Saat DNS server menemukan IP Address tersebut, browser akan mengirim data ke CDN (Content Delivery Network) edge server atau origin server.
Ketika proses tersebut selesai, informasi yang diminta oleh pengguna internet dapat diakses melalui layar komputer.
Nah, tanpa adanya DNS, setiap kali ingin mengakses suatu website melalui browser, Anda perlu mengingat IP Address-nya dan mengetikkan secara manual pada address bar.
Tentunya akan sangat merepotkan dan memusingkan, bukan? Apalagi jika sedang terburu-buru.
Cara Kerja DNS
Dalam proses mengubah nama domain ke IP Address, ada 4 jenis server yang terlibat yaitu DNS Recursor/ DNS Recursive Resolver, Root Nameserver,TLD Nameserver, dan Authoritative Nameserver.
Berikut urutan dan penjelasan lengkap setiap tahapan cara kerja DNS yang dinamakan DNS Lookup:
1. Tahap DNS Query
DNS Query adalah proses DNS client (pengguna internet) mengetikkan nama domain atau URL suatu website ke dalam address bar browser.
Ada tiga jenis DNS Query yaitu:
- Non-recursive Query
Non-recursive Query adalah jenis pencarian informasi DNS paling cepat. Saat DNS client memasukkan nama domain, server langsung berhasil mendapatkan informasi tentang IP Address yang tersimpan dalam sistem server.
- Recursive Query
Recursive Query berfungsi untuk menyediakan informasi relevan yang diminta oleh DNS client melalui pencarian dalam root nameserver dan authoritative nameserver.
- Iterative Query
Saat DNS client memasukkan nama domain pada browser, DNS resolver akan memproses dan mencari informasi dalam root nameserver dan authoritative nameserver yang paling dekat dengan DNS Zone.
2. Tahap DNS Recursor/ DNS Recursive Resolver
Setelah DNS client mengklik opsi search, web browser akan langsung meminta DNS Recursor untuk mencari informasi IP Address pada file host server untuk menemukan IP Address yang sesuai.
Apabila informasi tidak ditemukan, DNS server akan mencari rekam informasi di cache milik penyedia internet (Internet Service Provider – ISP).
Biasanya, untuk situs populer seperti youtube atau twitter, ISP cache memiliki record datanya. Pada kasus ini, DNS client tidak perlu melalui proses pencarian pada server yang lain (Non-recursive Query)
Namun, record data pada ISP hanya disimpan pada periode waktu tertentu, antara 30 detik hingga satu minggu.
Apabila record tidak ditemukan, DNS Recursor akan meminta informasi pada Root Nameserver.
3. Tahap Root Nameserver
Pada tahap ini, Root Nameserver akan menjawab permintaan dari DNS Recursor untuk mencari informasi record di root zone.
Root Nameserver merespon permintaan dengan cara mengirim sejumlah daftar yang didapat dari Authoritative Nameserver dan yang sesuai dengan TLD.
4. Tahap TLD Nameserver
Sebuah TLD Nameserver menyimpan informasi IP Address melalui Top Level Domain (LTD) yang tercantum dalam URL.
Apabila yang dicari adalah ekstensi .id, berarti TLD servernya adalah id yang merupakan kode negara Indonesia.
Apabila yang dicari adalah ekstensi .com, maka TLD servernya adalah com.
5. Tahap Authoritative Nameserver
Setelah menemukan server tempat hostname disimpan, athoritative server telah memiliki informasi lengkap terkait website yang dituju.
Setelah itu, data akan dikirimkan ke browser. Browser pun dapat menampilkan website yang diminta oleh DNS client di layar komputer.
Menariknya, proses yang nampaknya panjang dan rumit ini hanya berlangsung sekitar 30 mili detik saja. Sangat cepat, bukan?
Macam-Macam DNS Record
Dalam DNS server, informasi yang disimpan disebut sebagai DNS Record. Sebenarnya, ada banyak macam DNS Record.
Namun, dalam banyak kasus, hanya sekitar 4-5 tipe DNS Record yang digunakan. Berikut penjelasannya:
1. Address Records
Address Records atau disebut juga A Records, digunakan untuk menunjukkan domain atau subdomain dari IPv4 Address.
Apabila suatu server website menggunakan IPv6 Address, maka yang digunakan adalah AAA Records.
2. MX Records
MX Records digunakan untuk mengasosiasikan sebuah domain dengan layanan email dengan cara merekam server SMTP (Simple Mail Transfer Protocol).
Sehingga sebuah website dengan domain, contohnya aksaradata.id, dapat mengirim email ke suatu layanan email seperti Gmail.
3. CNAME Records
CNAME Records digunakan untuk merujuk suatu subdomain pada authoritative nameserver, ke domain utama yang memiliki DNS server berbeda.
Contohnya pada subdomain anggota.aksaradata.id ke domain utama aksaradata.id
4. TXT Records
TXT Records digunakan untuk menyalurkan arbitrary text (data yang hanya bisa dibaca oleh komputer) ke sebuah domain.
Umumnya, records tipe ini digunakan untuk menghubungkan SPF Records dengan sebuah domain untuk meningkatkan tingkat keberhasilan pengiriman email juga melindungi dari spam.
5. SOA Records
SOA Records yang memiliki kepanjangan “Start of Authority” merekam informasi penting tentang suatu domain atau DNS Zone.
DNS Zone memiliki informasi lengkap tentang suatu domain seperti alamat email administrator, kapan terakhir kali domain di update, dan lain sebagainya.
Sudah Lebih Paham Bukan Tentang Apa Itu DNS?
Dapat kita simpulkan bahwa DNS sangat memudahkan pengguna internet dalam mencari website yang ingin diakses.
Tanpa DNS para pengguna internet akan sangat kerepotan karena harus mencatat atau bahkan menghafal IP Address yang terdiri dari angka yang berderet panjang.
Dengan DNS, Anda tinggal mengetikkan nama domainnya saja.
Ngomong-ngomong tentang domain, Aksara Data Digital memiliki penawaran menarik untuk Anda yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan hingga jutaan rupiah.
Anda dapat bergabung bersama Aksara Data Digital untuk menjadi Reseller Registrasi Domain dan menikmati layanan terbaik juga berbagai promo menarik yang kami tawarkan!
Sekian artikel kali ini. Semoga penjelasan kami mengenai apa itu DNS dapat dipahami dengan mudah dan menambah wawasan Sahabat Aksara sekalian ya!